Kamis, 22 Oktober 2020

RIP (Routing Information Protocol)




 

 







Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang

digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network).

Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP).

Protokol ini menggunakan Algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan

dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah

RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu

secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open

Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk

digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation/

RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).

 

Routing Information Protocol atau disingkat RIP merupakan salah satu protokol routing yang

bisa digunakan ketika kita menjalankan routing dinamik. RIP memiliki konfigurasi yang

sangat mudah untuk diterapkan. IP cocok digunakan untuk jaringan berskala kecil hingga

menegah. Hal ini dikarenakan RIP memiliki batasan yang membuatnya tidak dapat digunakan

pada jaringan yang besar. Keterbatasan pada RIP ialah hanya memiliki batas 15 hop count.

Hop Count adalah banyaknya router yang dilewati oleh paket untuk menuju tujuannya.

Apabila dalam sebuah jaringan RIP terdapat lebih dari 15 hop yang harus dilalui paket, maka

paket tersebut akan dibuang di tengah jalan dan tidak sampai ke tujuan.

 

Cara Kerja RIP

1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.

2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing .

3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .

4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.

5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut

dalam waktu tertentu

6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di

setiap network yang terhubung

 

Karakteristik dari RIP:

1. Distance vector routing protocol

2. Hop count sebagi metric untuk memilih rute

3. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable

4. Secara default routing update 30 detik sekali

5. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update

6. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update

 

Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.

 

1. RIP versi 1

Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update

routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length

Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet

berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam

kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router

otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.

 

2. RIP versi 2

Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993

dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi

subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga

kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya

beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1

benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas

halus penyesuaian.

 

3. RIPng

RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080,

adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya.

Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:

    1. Dukungan dari jaringan IPv6.

 

    2. RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu,

        seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.

    3. RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;

    4. RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan

        penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry route.

 

Perhatikan gambar berikut ini :












Lalu konfigurasi router dengan memasukkan IP Address dan juga DHCP Server

• Router0










• Router2











Setelah semua konfigurasi IP dan DHCP Selesai, maka selanjutnya adalah konfigurasi Router

RIPv2 di setiap router

• Router0







• Router1





• Router2





4. Setelah semua konfigurasi di atas selesai, masuk ke PC lalu masuk ke IP Configuration buat

IP menjadi DHCP

• PC0-PC2













• PC3-PC5













• PC6-PC8












Lalu Tes Ping semua PC, pada percobaan pertama mungkin failed tapi untuk percobaan

seterusnya akan berhasil atau successful








Maka Konfigurasi Router RIP ini sudah selesai

Selamat Mencoba.....

Kamis, 15 Oktober 2020

Routing OSPF


 












Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing

otomatis (Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan

mendistribusikan informasi routing antar network mengikuti setiap

perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah

istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa

jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta

policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh

network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan

untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena

itu untuk mempermudah penambahan informasi routing dan

meminimalisir kesalahan distribusi informasi routing, maka OSPF bisa

menjadi sebuah solusi.

 

OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang

memiliki kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra yang jauh lebih

efisien dibandingkan protokol IGP yang lain. Dalam operasinya OSPF

menggunakan protokol sendiri yaitu protokol 89.

 

Cara Kerja OSPF

 

Berikut adalah sedikit gambaran mengenai prinsip kerja dari OSPF:

• Setiap router membuat Link State Packet (LSP)

• Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbour menggunakan Link

State Advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan BDR dalam 1

Area.

• Masing-masing router menghitung jalur terpendek (Shortest Path) ke

semua neighbour berdasarkan cost routing.

• Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, router akan

mengirimkan LSP ke DR dan BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6

• LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbour lain dalam 1 area

sehingga semua router neighbour akan melakukan perhitungan ulang

jalur terpendek.

 

Konfigurasi Routing OSPF

 

Topologi



                                                                                  Topologi

 

Tabel Addressing











• Konfigurasi hostname dan IP address pada router1


Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#hostname Router1

Router1(config)#interface gigabitEthernet 0/0

Router1(config-if)#no shutdown

Router1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0

Router1(config-if)#exit

Router1(config)#interface serial 0/0/0

Router1(config-if)#no shutdown

Router1(config-if)#ip address 192.168.10.2

255.255.255.0

Router1(config-if)#exit

 

Router1(config)#interface loopback 1

%LINK-5-CHANGED: Interface Loopback1, changed state to

up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface

Loopback1, changed state to up

Router1(config-if)#ip address 172.16.1.2 255.255.255.0

Router1(config-if)#exit

 

Router1(config)#interface loopback 2

%LINK-5-CHANGED: Interface Loopback2, changed state to

up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface

Loopback2, changed state to up

Router1(config-if)#ip address 172.16.2.2 255.255.255.0

 

• Konfigurasi Hostname dan IP address pada router2


Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#hostname Router2

Router2(config)#interface gigabitEthernet 0/0

Router2(config-if)#no shutdown

Router2(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0

Router2(config-if)#exit

Router2(config)#interface serial 0/0/0

Router2(config-if)#no shutdown

Router2(config-if)#ip address 192.168.10.3

255.255.255.0

Router2(config-if)#exit

 

Router2(config)#interface loopback 3

%LINK-5-CHANGED: Interface Loopback3, changed state to

up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface

Loopback3, changed state to up

Router2(config-if)#ip address 172.16.3.2 255.255.255.0

Router2(config-if)#exit

 

Router2(config)#interface loopback 4

%LINK-5-CHANGED: Interface Loopback4, changed state to

up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface

Loopback4, changed state to up

Router2(config-if)#ip address 172.16.4.2 255.255.255.0

 

• Tabel Routing Router 1 Sebelum di konfigurasi

Router1>enable

Router1#show ip route














                                                                              Routing Table Router1


• Tabel Routing Router 2 Sebelum di konfigurasi

 

Router2>enable

Router2#show ip route













                                                   Routing Table Router2


• Konfigurasi Routing OSPF Ruter1


Router1(config)#router ospf 1

Router1(config-router)#network 192.168.1.0

0.0.0.255 area 0

Router1(config-router)#network 192.168.10.0

0.0.0.255 area 0

Router1(config-router)#network 172.16.1.0

0.0.0.255 area 0

Router1(config-router)#network 172.16.2.0

0.0.0.255 area 0

Router1(config-router)#

 

• Konfigurasi Routing OSPF Router2


Router2(config)#router ospf 1

Router2(config-router)#network 192.168.2.0

0.0.0.255 area 0

Router2(config-router)#network 192.168.10.0

0.0.0.255 area 0

Router2(config-router)#network 172.16.3.0

0.0.0.255 area 0

Router2(config-router)#network 172.16.4.0

0.0.0.255 area 0

Router2(config-router)#

 

• Routing table setelah disetting OSPF di R1















                                                 Routing Table


• Routing table setelah disetting OSPF di R2













                                                                         Routing Table


• Tampilkan informasi neighbor OSPF di R1






                                                                        Informasi Neighbor


• Tampilkan informasi neighbor OSPF di R2






                                    Informasi Neighbor


• Informasi routing protocol di Router1











                                                                           Informasi Routing Protocol


• Test PING & tracert dari PC0 ke PC3













Jika sudah "Reply" maka konfigurasi yang di setting sudah berhasi

Konfigurasi Routering OSPF Telah Selesai



                                                Selamat Mencoba,,,,


Kamis, 08 Oktober 2020

Konfigurasi Web Server (HTTP)

Apa itu Webserver?


Web Server adalah sebuah program atau perangkat lunak (software) yang digunakan meletakan file

website agar bisa dikunjungi pada jaringan local atau internet melalui protokol

HTTP(80)/HTTPS(443).

Cara kerja Web server dengan cara menerima permintaan client berupa sebuah laman web melalui

protokol HTTP/HTTPS.

Biasanya client melakukan request file halaman website melalui aplikasi yang biasa disebut browser

(seperti chrome, firefox).

Fungsi utama sebuah server web adalah untuk mentransfer berkas atas permintaan pengguna

melalui protokol komunikasi yang telah ditentukan.

Oleh karena halaman web bisa terdiri atas berkas teks, gambar, video, dan lainnya,

pemanfaatan Web Server juga fungsikan untuk mentransfer seluruh jenis berkas dalam sebuah

halaman web meliputi teks, gambar, video, atau lainnya.

Client, biasanya melalui aplikasi user seperti Web Browser, meminta layanan berkas ataupun

halaman web yang terdapat pada sebuah server web,

kemudian server sebagai penyedia layanan tersebut akan merespon balik dengan mengirimkan

halaman dan berkas-berkas pendukung yang dibutuhkan, atau menolak permintaan tersebut jika

halaman yang diminta tidak tersedia.

Ada banyak aplikasi yang berfungsi sebagai Web Server diantanya

a. Apache Tomcat

b. Microsoft windows Server 2003 Internet Information Services (IIS)

c. Lighttpd

d. Nginx

e. Litespeed

f. Sun Java System Web Server

g. Xitami Web Server

h. Zeus Web Server


Langkah – Langkah konfigurasi Web Server dengan protokol HTTP

Pada bab ini konfigurasiannya menggunakan aplikasi Apache untuk pembuatan webservernya, yang

ada pada folder /etc/apache2.

Untuk installasi menggunakan perintah apt-get install apache2, untuk via lokalnya(offline) ada pada

DVD 1.

Berikut langkah-langkah konfigurasinya:


1. Install Apache2

Masukan DVD 1nya (jika offline), kemudian ketikan perintah apt-get update lalu apt-get install

apache2 atauapt-get update && apt-get install apache2(2 perintah menjadi satu).


2. Pindah direktori ke/etc/apache2/sites-available


Setelah Apache terinstall pindah directory ke /etc/apache2/sites-available untuk membuat

virtualhost baru dengan perintah cd /etc/apache2/site-avaible.


3. Konfigurasi Web Server Dengan Protokol HTTP


Copy file defaultnya yakni 000-default.conf dan rubah namanya sesuai dengan keinginanmu misal

kadal.conf, gunakan perintah cp 000-default.conf kadal.conf untuk mengcopy file defaultnya.

Edit file kadal.conf nya dengan perintah nano kadal.conf






Tambahkan dan sesuaikan konfigurasi berikut:


<VirtualHost *:80> #*:80 berarti melewati protokol HTTP ... ServerName www.namadomain.com

ServerAlias namadomain.com ServerAdmin admin@namadomain.com#Alamat Email Admin

DocumentRoot /var/www/folder_website #Lokasi Folder Websitenya ... </VirtualHost>

Catatan:

• Directive ServerName digunakan untuk menentukan hostname yang digunakan oleh server

yaitu www.domain.com.


• Sedangkan directive ServerAlias digunakan untuk mengidentifikasi server dengan nama lain

atau alternatif yaitu domain.com

-“Ilmu dari iputuhariyadi.net’













4. Enable Web site


Setelah dikonfigurasi enable file kadal.conf agar bisa tampil di web browser gunakan

perintah a2ensite nama_file.conf misal a2ensite kadal.conf.

Kemudian disable file 000-default.conf-nya biar default pagenya gak muncul gunakan

perindtah a2dissite 000-default.conf


5. Restart apache2

Setelah itu restart apachenya dengan perintah service apache2 restart.







6. Membuat Direktori untuk webnya


Setelah merestart apachenya kemudian kita konfigurasi file websitenya.

Pada kasus ini folder yang digunakan meletekan websitenya ada di /var/www/kadal berarti kita

pindah direktori ke /var/www dengan perintah cd /var/www

Dilanjut membuat folder baru beranama kadal dengan menggunakan perintah mkdir kadal untuk

membuat folder bernama kadal.

Kemudian pindah ke direktori kadal dengan menggunakan perintah cd kadal

7. Buat file index.html


Selanjutnya buat file index.html-nya dengan text editor, gunakan perintah nano index.html dan bisa

gunakan simple tag seperti dibawah ini kemudian dilanjutkan menyimpannya .


<!DOCTYPE html> <html> <head> <title>Index</title> </head> <body>

<center><h1>Berhasil</h1><center> </body> </html>

8. Pengujian

Setelah itu kita uji dengan menggunkan perintah w3m url/alamat_web sebagai contoh w3m

http://kadal.com jika tampilannya berhasil (seperti gambar dibawah) maka sudah berhasil jika

masih default page mungkin lokasi folder atau servernamenya belum benar.














Untuk keluar tekan ctrl +c atau ctrl + z

Selesai...

Membuat Jaringan Wireless

Nah, hari ini aku coba sharing ilmu untuk membuat sebuah jaringan wireless sederhana dengan menggunakan Cisco Packet Tracer Alat yang ak...